Indonesia Gelap, Cahaya Islam Solusinya


OPINI

Demo aksi Indonesia Gelap yang dimotori oleh kalangan mahasiswa di berbagai daerah menyuarakan beberapa tuntutan kepada pemerintah. 

Oleh Siti Mukaromah

Aktivis Dakwah


Muslimahkaffahmedia.eu.org-Viral Tagar #IndonesiaGelap dengan latar hitam di media sosial, terutama di aplikasi X (twitter). Satu tahun sebelumnya, peringatan darurat berlogo garuda dengan latar biru juga sempat mewarnai jagat maya.


Dikutip dari tirto.id (18/2/2025), Tagar Indonesia Gelap merupakan luapan protes rakyat atas kebijakan pemerintah. Bentuk kekhawatiran publik terhadap tanah air Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja. Protes rakyat pun semakin membuncah, ditandai dengan adanya perubahan warna "Peringatan Darurat" yang terlihat menjadi suram.


Temuan Drone Emprit menyatakan, kedua tagar ini berasal dari akun-akun organik yang mengusung narasi serupa, dan kerap muncul secara bersamaan. Mulanya, garuda hitam dicuitkan oleh akun X @BudiBukanIntel pada 3 Februari 2025, diunggah sebagai jawaban atas pertanyaan @out_of_thecourt terkait peringatan darurat. Tagar ini mengangkat beberapa isu termasuk soal kisruh LPG 3 kg, program Makan Bergizi Gratis (MBG), reformasi Polri, pemangkasan anggaran program sosial dan kesejahteraan, masalah pendidikan, kesehatan, serta sulitnya mencari lapangan pekerjaan. 


Tidak cuma bergema di media sosial, aksi juga diwujudkan dengan demo serentak, yang dilakukan oleh para mahasiswa di lebih dari 10 wilayah tanah air pada tanggal 17 Februari 2025. Mulai dari mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Universitas Islam Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin (UNISKA), hingga Universitas Tulang Bawang (UTB) Lampung. Sementara, Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) UI mengumumkan, mahasiswa kampus almamater kuning berkumpul di Lapangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), mengusung lima tuntutan.


Adapun lima tuntutan tersebut di antaranya, mencabut Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025, tentang pemangkasan anggaran yang dinilai tidak berpihak pada rakyat. Mencabut pasal dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Minerba, yang memungkinkan perguruan tinggi mengelola tambang guna menjaga independensi akademik.


BEM UI juga mendesak pemerintah untuk mencairkan tunjangan dosen secara penuh, tanpa hambatan birokrasi dan pemotongan yang merugikan. BEM juga menyampaikan pemerintah harus mengevaluasi total program MBG, mengeluarkannya dari anggaran pendidikan dan berhenti membuat kebijakan tanpa basis ilmiah, yang tidak berorientasi pada kesejahteraan rakyat.


Demokrasi Sumber Permasalahan


Bergeraknya para mahasiswa seolah membawa angin segar, menunjukkan bahwa pemuda negeri ini masih hidup. Mereka kritis dengan banyaknya kebijakan pemerintah yang dianggap menyengsarakan rakyat termasuk kebijakan efesiensi anggaran. Mirisnya, efisiensi ini diberlakukan ketika kabinet semakin gemuk, dan pemotongan anggaran justru diambil dari fasilitas publik yang langsung berdampak kepada rakyat.


Demo aksi Indonesia Gelap yang dimotori oleh kalangan mahasiswa di berbagai daerah menyuarakan beberapa tuntutan kepada pemerintah. Sayangnya, solusi yang ditawarkan tidak menyelesaikan masalah sampai akarnya. Bahkan, ada yang menawarkan untuk kembali pada demokrasi kerakyatan. Padahal, sejatinya penerapan sistem demokrasi inilah yang menjadi akar permasalahannya. Sungguh mengkhawatirkan nasib rakyat Indonesia di masa mendatang. 


Demokrasi yang diterapkan di negara ini telah menjadikan penguasa sebagai pengendali negara. Bahkan lebih mengerikan lagi ketika kita tahu bahwa oligarkilah yang menjadi penguasa sebenarnya. Kebijakan pemerintah saat ini, jelas lebih memudahkan oligarki, memuluskan berbagai akal bulus mereka untuk menjajah negeri ini.


Solusinya Islam 


Mahasiswa, sebagai kaum intelektual harus kritis dan melek politik, sehingga mampu memberikan solusi yang benar, yang tidak lain hanyalah solusi dari Islam. Seharusnya, mahasiswa menjadi agen perubahan untuk mengemban risalah Islam, mengoreksi penguasa dengan spirit amat makruf nahi mungkar, serta menyuarakan solusi Islam. Karena hanya dengan penerapan sistem Islam secara kafah (menyeluruh), yang meniscayakan masa depan masyarakat gemilang, bukan suram dan gelap.


Cahaya Islam telah terbukti dengan sejarahnya yang panjang mampu menyelesaikan berbagai problematika kehidupan manusia, termasuk mengatur urusan kenegaraan. Selama lebih dari seribu tahun Islam hadir dalam sebuah institusi negara yang menjadikan Islam sebagai ideologinya.


Hendaknya pemuda Islam mengikuti jejak Rasulullah saw. untuk mengubah dunia yang gelap dengan cahaya Islam. Dalam Islam pemuda mendapatkan perhatian istimewa, karena mereka akan mendapatkan naungan dari Allah Swt. kelak di akhirat, ketika masa mudanya hanya untuk Allah dan mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah saw. Di dalam sebuah hadis riwayat Bukhari no.1357 dan Muslim no 103, Rasulullah saw. bersabda:

"Ada 7 golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya). Pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya, dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan)."


Pemuda adalah agen perubahan menuju bangkitnya peradaban Islam. Peradaban Islam menjadikan manusia bisa hidup dengan berbagai macam perbedaan, baik suku, ras, dan budaya, hidup berdampingan dengan sejahtera, karena Islam hadir sebagai rahmatan lil alamiin.


Islam berasal dari Sang Pencipta yang sangat mengetahui perihal makhluknya. Syariat-Nya sudah tepat untuk mengatur kehidupan manusia. Seharusnya para pemuda Islam bergerak atas ideologi Islam, karena sudah jelas balasan bagi mereka yang taat kepada Allah Taala dan Rasul-Nya, yakni naungan dari Allah Swt.


Wallahualam bissawab.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan