Tingkatkan Keimanan di Bulan Ramadan
OPINI
Seharusnya kepala negara atau pemimpin menyadari betul akan tanggung jawabnya di akhirat kelak, sehingga keselamatan dan keamanan rakyatnya ada dalam jaminannya.
Oleh Mimy Muthmainnah
Member AMK
Muslimahkaffahmedia.eu.org-Dapat melaksanakan ibadah puasa dengan tenang dan nyaman tentu menjadi dambaan setiap umat muslim. Namun, apa jadinya ketika ketenangan itu terusik oleh segerombolan pemuda yang melakukan aksi balap lari liar selama Ramadan. Tentu sangat mengganggu dan meresahkan.
Menanggapi ramainya balap lari liar saat Ramadan tersebut, turut menjadi perhatian Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutai Kartanegara (Kukar). Demi menjaga keselamatan dan mengurangi kegiatan balap lari liar tersebut, Dispora Kukar menggelar Run Street Ramadan Kukar 2025.
Kegiatan ini sudah berjalan sejak tahun lalu. Menurut Kadispora Kukar Ali Husni, kegiatan ini lebih positif ketimbang balap lari liar yang bisa mencelakakan diri sendiri dan juga pengguna jalan lainnya. (https://Kaltimpost.jawapos.com, 5-3-2025)
Pemicu Balapan
Pertama, pelaku balapan biasanya merupakan anak muda yang rapuh keimanannya. Mereka kehilangan jati diri sebagai pemuda muslim. Dengan aksi balapan lari liar mereka dapat merasakan sensasi kesenangan dan kepuasan tersendiri bila telah berhasil melakukannya, meski nyawa taruhannya.
Kedua, pergaulan buruk dan lingkungan sosial telah memberi ruang bagi mereka untuk balapan lari liar, ditambah lagi dengan minimnya pemahaman akan risiko yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
Ketiga, kurangnya informasi tentang wadah untuk menyalurkan bakat atau mengeksplorasi potensi positif dan bermanfaat.
Keempat, mengalami stres karena beban hidup yang berat, seperti: sulitnya mencari lapangan pekerjaan, meskipun telah lulus kuliah, tugas-tugas sekolah yang menumpuk, sementara tidak ada yang mengajari, dan sebagainya.
Dalam sistem kapitalis seperti sekarang ini, persoalan-persoalan di atas sangat mudah terjadi. Dampak dari sistem kapitalis sekularis, aturan yang meminggirkan peran agama sebagai pengatur kehidupannya. Mereka berjalan dan hidup di muka bumi ini tanpa memiliki standar, sehingga dalam melakukan aktivitas apa pun hanya berdasarkan akal semata.
Pembalap lari liar tak peduli akan risiko dari perbuatannya. Apakah akan membahayakan nyawa orang lain atau dirinya. Selama perbuatan itu bisa dilakukan dan membuat mereka senang, maka akan terus digeluti.
Tingkatkan Keamanan
Demi meningkatkan keamanan dan kenyamanan dalam beribadah, penguasa seharusnya menindak tegas dan melakukan patroli kepada para pelaku balap lari liar. Bukan sekadar mengalihkan kegiatan balap lari liar itu dari hal negatif menjadi positif.
Pemerintah setempat seharusnya dengan kekuasaan yang dimiliki justru mengarahkan dan mendukung para pemuda untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan selama bulan Ramadan. Sebab perkara ini merupakan perintah Allah Swt.
Demi menjunjung ketertiban dan kekhusyukan di Bulan Ramadan, penguasa tidak perlu memfasilitasi para pemuda dengan hal-hal yang kontra produktif, dengan tujuan Ramadan itu sendiri. Apatah lagi memfasilitasi sesuatu yang mubah. Seharusnya dengan kekuasaannya bisa untuk wasilah ibadah yang lebih optimal.
Peran Negara dalam Islam
Di Bulan Ramadan ini Sang Pemberi Rezeki, Allah Swt. mengobral pahala seluas-luasnya. Sehingga sangat disayangkan jika waktu yang ada tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya. Islam telah mengajarkan agar setiap orang menjalani hidupnya dengan hal-hal yang bermanfaat serta penuh ketakwaan.
Allah Swt. berfirman di surah Al-Hasyr ayat 18 yang berbunyi,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan”.
Sebagai pemangku kekuasaan tertinggi, penguasa hendaknya menggiring dan memfasilitasi para pemuda untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Seperti tadarus Al-Qur’an, tarawih, menghidupkan malam lailatul qadr dan masih banyak lagi amalan salih lainnya.
Untuk meningkatkan keimanan di bulan Ramadan. Ada beberapa benteng yang harus dilakukan, di antaranya:
Pertama, negara harus menciptakan suasana keimanan di tengah masyarakat. Seluruh umat Islam yang mukhalaf dipastikan beribadah dengan tenang, nyaman dan bahagia. Para pemuda diarahkan dan dibimbing dengan ilmu-ilmu dan tsaqafah Islam.
Kedua, negara menciptakan kondisi keamanan, ketertiban, dan lingkungan Islami dan saling menyampaikan nasihat kepada sesamanya jika ada kemaksiatan atau kelalaian yang dapat merusak puasa dan ibadah lainnya.
Mengajak masyarakat untuk peka dan peduli akan lingkungan sekitar, segera melapor ke pihak yang berwajib, jika ada sesuatu yang mencurigakan.
Ketiga, negara wajib menerapkan syariat Islam secara kaffah di seluruh aspek kehidupan. Serta memberlakukan sanksi hukum yang mampu memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan, termasuk bagi para pelaku balapan liar. Yakni sanksi atau hukuman yang bersumber dari Al-Qur’an dan as-Sunah.
Seharusnya kepala negara atau pemimpin menyadari betul akan tanggung jawabnya di akhirat kelak, sehingga keselamatan dan keamanan rakyatnya ada dalam jaminannya.
Dalam Islam, negara serius menjaga generasi pemuda dari perkara yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Oleh karenanya, tak mengherankan semasa Islam berjaya dahulu, ditemukan para pemuda-pemuda hebat, berkualitas, baik secara fisik dan mental. Di mana nilai-nilai Islam mengakar di jiwa dan pikiran mereka, sehingga banyak karya yang mereka hasilkan. Termasuk selama menghidupkan bulan suci Ramadan.
Seumpama Imam Syafi'i , beliau selama bulan Ramadan telah mengkhatamkan Al-Quran sebanyak 60 kali, Abu al -Abbas Atha’ mengkhatamkan Al-Qur’an tiga kali, dan Sahabat Thalhah ia pergi berjihad untuk menjemput syahid dan kemuliaannya di hadapan Allah di saat sedang berpuasa. Sehingga, tiada lain yang pantas untuknya kecuali keindahan dan kenikmatan surga.
Demikian kepiawaian para pemuda salih pada zamannya. Mereka tidak pernah menyia-nyiakan waktu selama bulan Ramadan. Mereka terus mengisinya dengan amalan-amalan salih. Para pemuda hari ini sudah seharusnya bisa meneladaninya.
Khatimah
Untuk mewujudkan pemuda hebat, berkualitas dan berkepribadian Islam. membutuhkan support sistem yang mumpuni, dan itu hanya bisa terlaksana dalam institusi Khilafah. Sebagaimana Islam telah terbukti pernah berjaya di masa kepemimpinan Rasulullah saw., dilanjutkan para sahabat dan setelahnya para Khalifah selama 14 abad.
Sebagaimana dalam kitab Nizhamul Hukmi fil Islam) Syekh Taqiyuddin an-Nabhani menuturkan, mendirikan Khilafah adalah fardu kifayah, fardu bagi seluruh kaum muslimin. Ini merupakan sesuatu yang pasti dan tidak ada pilihan dalam rangka menegakkannya. Mengabaikan pelaksanaannya merupakan kemaksiatan besar dan akan mendapatkan azab yang amat pedih dari Allah Swt.
Dengan demikian, memperjuangkan kembali kehidupan Islami dalam bingkai Khilafah menjadi kewajiban seluruh kaum muslimin dan tidak boleh ditawar-tawar. Seluruh elemen masyarakat hendaknya terlibat dalam aktivitas amar makruf nahi mungkar.
Wallahualam bissawwab
Komentar
Posting Komentar