Al-Quds Menanti sang Pembebas



 Al-Quds yang tidak lain adalah kota di Palestina, saat ini merupakan negara yang selalu menjadi rebutan dan pusat konflik dunia.

OPINIa

Oleh Dewi Masruroh

Aktivis Muslimah 


Muslimahkaffahmedia.eu.org, OPINI_Palestina merupakan negeri yang istimewa bagi kaum muslim. Negeri para nabi tersebut sering juga disebut dengan “al-Quds” atau “Quds” adalah nama Arab untuk Yerusalem. Dalam bahasa Arab, kata “al-Quds” diterjemahkan menjadi “yang suci”. Kota Yerusalem adalah tempat suci bagi ketiga agama monoteistik, yaitu Kristen, Islam, dan Yahudi. Al-Quds yang tidak lain adalah kota di Palestina, saat ini merupakan negara yang selalu menjadi rebutan dan pusat konflik dunia.


Jika dilihat dari sejarah kekhilafahan terakhir, Palestina pada mulanya adalah bagian dari Daulah Islamiyah di bawah Turki Utsmani. Tetapi sejak adanya perjanjian Balfour pada tahun 1917 yang dibuat oleh Lord Arthur James Balfour, Menteri Luar Negeri Inggris saat itu menyebabkan daerah Palestina dicaplok sebagian besar (sekitar 48 %) oleh Yahudi, dan Palestina yang dahulu mayoritas penduduknya muslim sekarang menjadi negeri yang terjajah oleh Israel, bahkan rakyatnya ditindas dan diusir dari negeri tersebut.


Sudah 100 tahun lebih negeri para nabi tersebut selalu terjajah. Sampai pada tahun ini tepatnya ketika kaum muslimin melaksanakan ibadah di bulan Ramadan, pemerintah Israel kembali menerapkan pembatasan keamanan di kompleks Masjid al-Aqsa, Yerusalem selama bulan Ramadan 2025. Menurut David Mencer, selaku perwakilan juru bicara Israel mengatakan bahwa kebijakan ini merupakan salah satu langkah rutin yang telah diterapkan oleh Israel di Palestina setiap tahun. “Pembatasan keamanan yang biasa diterapkan akan diberlakukan seperti biasanya setiap tahun,” ujarnya, dikutip dari AFP, Jumat (28-02-2025). Dan langkah itu, menurut ia, memiliki tujuan untuk mencegah peluang adanya konflik dan kekerasan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan di area tersebut. (Kompas.com, 02-03-2025)


Seharusnya seluruh umat Islam bergembira pada saat bulan Ramadan sebagaimana pada masa Rasulullah saw.. Akan tetapi, fakta hari ini orang-orang muslim dan muslimah di Palestina belum bisa bebas melaksanakan ibadah di Masjidil Aqsa dikarenakan adanya aturan pembatasan oleh para tentara penjajah Israel. Di mana mereka menerapkan aturan pembatasan jemaah salat yang masuk di kompleks Masjid al-Aqsa dengan dalih keamanan. Meski demikian, warga muslim Palestina saat ini tetap memperlihatkan semangat dalam melaksanakan ibadah salat dan buka puasa di area Masjidil Aqsa.


Fakta itu menunjukkan bahwa wilayah al-Quds masih dalam penjajahan. Keamanan kaum muslimin berada di tangan kaum kafir sehingga mereka tidak dapat hidup dan beribadah dengan tenang. Bahkan, atas restu Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Israel kembali melancarkan serangan udara di Gaza yang menewaskan sedikitnya 326 warga Palestina, pada hari Selasa, 18 Maret 2025 dan jumlah ini terus bertambah. 


Serangan Israel telah menghancurkan perjanjian gencatan senjata di Gaza yang telah berlangsung selama dua bulan dengan Hamas. Selain itu Israel telah memblokir pengiriman bantuan untuk masuk ke Gaza dan telah mengancam dalam beberapa kesempatan untuk melanjutkan pertempuran, jika Hamas tidak setuju untuk mengembalikan para sandera yang masih mereka tahan. (Tempo.com, 18-03-2025)


Umat Islam Palestina tidak boleh gentar menghadapi kejahatan Zionis yang didukung oleh Amerika Serikat dan sekutunya. Ramadan menjadikan mereka menguatkan azam dalam perjuangan melenyapkan penjajahan. Umat Islam tidak boleh lagi berharap pada solusi Barat dan narasi-narasi sesat soal perdamaian antara Palestina-Israel. 


Sudah banyak sekali perjanjian perdamaian yang dibuat, seperti Perjanjian Camp David tahun 1979, Perjanjian Oslo tahun 1993, Pertemuan Puncak Camp David tahun 2000, Prakarsa Perdamaian Arab dari KTT Beirut tahun 2002, Perjanjian Peta Jalan Kuartet Timur Tengah tahun 2003 dan Prakarsa Perdamaian Trump tahun 2020. Semua perjanjian perdamaian tersebut tidaklah memperbaiki kondisi konflik Palestina, tapi malah selalu menambah kesengsaraan rakyat Palestina.


Kaum Zionis merupakan muhariban fi'lan bagi kaum muslim yang harus diperangi hanya dengan jihad fi sabilillah yang langkah ini akan lebih baik dan tepat jika di bawah perintah komando pimpinan seorang khalifah. Hanya jihad yang dipimpin oleh khalifah dalam kekhilafahan Islam saja yang bisa membebaskan Palestina secara tuntas. Penegakkan kembali khilafah adalah qadliyah mashiriyah yang wajib menjadi agenda utama umat Islam.


وَجَاهِدُوْا فِى اللّٰهِ حَقَّ جِهَادِهٖۗ هُوَ اجْتَبٰىكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى الدِّيْنِ مِنْ حَرَجٍۗ مِلَّةَ اَبِيْكُمْ اِبْرٰهِيْمَۗ هُوَ سَمّٰىكُمُ الْمُسْلِمِيْنَ ەۙ مِنْ قَبْلُ وَفِيْ هٰذَا لِيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ شَهِيْدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِۖ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاعْتَصِمُوْا بِاللّٰهِۗ هُوَ مَوْلٰىكُمْۚ فَنِعْمَ الْمَوْلٰى وَنِعْمَ النَّصِيْرُࣖ


Artinya: “Berjuanglah kamu pada (jalan) Allah dengan sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan tidak menjadikan kesulitan untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu, yaitu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu dan (begitu pula) dalam (kitab) ini (Al-Qur’an) agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka, tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, dan berpegang teguhlah pada (ajaran) Allah. Dia adalah pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.” (QS. Al-Hajj: 78)


Oleh karena itu, dibutuhkan seruan dakwah oleh sebuah jemaah Islam yang menyerukan dakwah ideologis untuk bisa membangun dan membangkitkan kesadaran umat muslim saat ini, akan wajibnya menegakkan institusi Daulah Khilafah dan berusaha bersama untuk berjuang mewujudkan jihad ke Palestina.


كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ 


Artinya :

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya ahlul kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (QS. Ali Imran: 110)


Wallahualam bissawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan