Anak-Anak Palestina Kelak akan Menuntut Tanggung Jawab Kita

 


Umat Islam harus sadar bahwa masa depan mereka ada di tangan mereka sendiri. Negara-negara Islam harus bersatu untuk menegakkan kembali khilafah, karena hanya khilafah yang mampu membebaskan Palestina dan negeri-negeri muslim lainnya dari cengkeraman penjajah. 


OPINI 


Oleh Rosmita 

Aktivis Muslimah 


Muslimahkaffahmedia.eu.org-Makin hari kebiadaban Zionis Israel makin menjadi. Tiada hari tanpa berita tentang Palestina yang memenuhi beranda media sosial kita. Sedih, pilu, marah rasanya, melihat bagaimana saudara-saudara kita di Palestina mengalami genosida. Namun, hanya doa yang bisa kita lantunkan untuk mereka.

Sejak Oktober 2023 agresi Israel telah menewaskan 50.609 jiwa dan 115.063 korban luka-luka sebagian besar korbannya adalah wanita dan anak-anak. Bahkan, sejak Israel melanggar perjanjian gencatan senjata pada tanggal 18 Maret 2025, 100 anak di Gaza tewas dan terluka setiap harinya. 

Lebih dari itu, serangan Israel menyebabkan 39.000 anak di Jalur Gaza kehilangan orang tuanya. Mereka hidup dalam kelaparan dan kehausan di kamp-kamp pengungsian. (Liputan6.com, 6-4-2025)

Semua fakta ini terjadi di tengah narasi soal Hak Asasi Manusia (HAM) yang digadang-gadang menjadi alat perlindungan dan pemenuhan hak anak. Namun, kenyataannya seperangkat aturan dan hukum internasional tentang HAM tidak mampu menghentikan apalagi mencegah penderitaan anak-anak Palestina. 

Bahkan negara-negara yang bergabung di bawah naungan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak mampu menghentikan kebengisan Zionis Israel dan menyeret Netanyahu ke Mahkamah Internasional. PBB hanya memberikan solusi dua negara yaitu agar Palestina dan Israel hidup berdampingan dengan damai. Namun, semua itu mustahil terwujud. Sebab kita tahu bagaimana karakter bangsa Yahudi adalah bangsa pengkhianat. Bahkan, perjanjian gencatan senjata yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak (Palestina dan Israel) pada tanggal 18 Januari 2025 mereka langgar. Baru dua bulan gencatan senjata terjadi, Zionis Israel kembali membombardir warga Palestina pada tanggal 18 Maret 2025.

Lalu masihkah kita berharap pada lembaga-lembaga internasional dan aturan yang dilahirkannya? Seharusnya umat Islam sadar sampai kapan pun negara-negara Barat tidak akan berpihak kepada umat Islam. Jika yang menjadi korban adalah orang-orang nonmuslim mereka akan lantang menggaungkan HAM dan menuding pelakunya adalah teroris. Namun, bila umat Islam yang menjadi korban mereka bungkam. Seolah-olah nyawa umat Islam dan anak-anak Palestina tidak ada harganya.

Umat Islam harus sadar bahwa masa depan mereka ada di tangan mereka sendiri. Negara-negara Islam harus bersatu untuk menegakkan kembali khilafah, karena hanya khilafah yang mampu membebaskan Palestina dan negeri-negeri muslim lainnya dari cengkeraman penjajah. 


Khilafah Perisai Umat

Khilafah adalah sistem kepemimpinan Islam di mana negara-negara muslim bersatu di bawah naungannya. Khilafah dipimpin oleh seorang khalifah yang akan menerapkan syariat Islam secara kafah. Khilafah berfungsi sebagai raa'in dan junnah yang akan melindungi darah, harta, dan kehormatan kaum muslimin. 

Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya Imam (Khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang di belakangnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya." (Muttafaqun Alaih)

Seorang khalifah tidak akan diam dan membiarkan kezaliman menimpa rakyatnya. Khalifah akan mengerahkan bala tentaranya untuk membebaskan negeri-negeri muslim yang terjajah. Khalifah juga tidak akan mau berkompromi dengan negara-negara Barat dan lembaga-lembaga internasional yang sudah jelas berpihak dan melindungi Zionis Israel. 

Sejarah mencatat bagaimana heroiknya Khalifah Al Mu'tasim Billah saat membela kehormatan seorang wanita muslimah yang dilecehkan oleh orang Yahudi. Beliau mengerahkan 10.000 bala tentaranya untuk menolong muslimah tersebut dan menaklukan Kota Ammuriyyah (Turki). Bayangkan, hanya seorang muslimah saja seorang khalifah sampai mengerahkan bala tentaranya, apalagi jika membela nyawa umat Islam di Palestina yang banyak jumlahnya. 

Selama 13 abad lamanya, khilafah terbukti berhasil menjadi benteng pelindung yang aman yang mampu melindungi darah, harta, dan kehormatan kaum muslimin termasuk anak-anak. Khilafah memberikan support sistem terbaik bagi tumbuh kembang anak dengan menjamin hak kesehatan, pendidikan, dan keamanan mereka terpenuhi sehingga lahirlah generasi cemerlang pembangun peradaban emas dari masa ke masa, yang tidak hanya faqih fiiddin, tetapi juga mahir dalam sains dan teknologi.


Kewajiban Menegakkan Khilafah

Khilafah adalah taajul furud (mahkota kewajiban) sebab tanpa khilafah syariat Islam tidak akan bisa diterapkan secara kafah. Hal ini sesuai dengan kaidah fikih "Ma laa yatimul wajib illaa bihi fahuwa wajib" (perkara yang menjadi penyempurna bagi perkara yang wajib, maka hukumnya wajib). 

Para sahabat bersepakat bahwa mengangkat seorang khalifah adalah wajib setelah Rasulullah wafat. Bahkan, mereka lebih mendahulukan mengangkat khalifah sebelum mengurus jenazah Rasulullah. Ini membuktikan bahwa mengangkat seorang khalifah adalah kewajiban paling penting. Maka tidak ada alasan bagi seorang muslim untuk menolak khilafah.

Setiap muslim wajib terlibat dalam memperjuangkan kembali tegaknya khilafah agar mereka memiliki hujjah bahwa mereka tidak diam berpangku tangan melihat anak-anak Palestina dan orang tuanya dibantai oleh Zionis Israel dan sekutunya. Sebab kelak mereka di akhirat akan menuntut tanggung jawab kita. Persoalan anak-anak Palestina hanya akan selesai secara tuntas dengan solusi jihad dan khilafah dan seruan jihad akan efektif bila diserukan oleh seorang khalifah.

Wallahualam bissawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan