Palestina Hadapi Krisis Anak Yatim Piatu Terbesar


 

Gaza hadapi krisis anaik yatim piatu terbesar dalam sejarah modern

OPINI

Oleh Siti Mukaromah 

Aktivis Dakwah 


Muslimahkaffahmedia.eu.org, OPINI-Kebiadaban genosida di Gaza oleh zionis Israel laknatullah meninggalkan kepedihan berupa puluhan ribu anak-anak yatim piatu.


Dikutip dari (katakini.com, 4/4/2025) sejak dimulainya genosida oleh Israel, Gaza hadapi krisis anak yatim piatu terbesar dalam sejarah modern. Sebanyak 39.384 anak di Gaza kehilangan satu atau kedua orang tuanya pada "Hari Anak Palestina". Sebagaimana disampaikan oleh Biro Pusat Statistik, serangan zionis selama 534 hari telah menghancurkan daerah kantong kecil itu, sehingga membuat sebagian dari 2,3 juta penduduknya mengungsi.


Sejak 7 Oktober 2023 sekitar 17.000 anak telah kehilangan kedua orang tuanya dan tercatat 52 anak meninggal sistematis akibat kelaparan dan kekurangan gizi. Sedangkan 17 anak juga mati kedinginan di tenda-tenda yang menampung para pengungsi dan 6.000 anak berisiko meninggal dunia.


Setelah gencatan senjata beberapa minggu terjeda, kembali zionis Israel laknatullah melanjutkan serangannya ke Gaza dan menutup titik-titik penyeberangan perbatasan vital. Zionis melarang masuknya bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan penduduk Palestina, termasuk bantuan makanan seperti tepung, bahan bakar, dan pasokan medis ke Jalur Gaza. Tidak hanya itu, zionis Israel juga mengusir konvoi yang membawa pasokan bantuan. 


Zionis Israel dengan kecongkakannya menunjukkan bahwa telah membunuh 1.160 warga Palestina di Gaza sejak kampanye mematikannya pada tanggal 18 Maret. Sejak Oktober 2023 Kementerian Kesehatan di Gaza menyampaikan setidaknya 50.523 warga Palestina telah terbunuh. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.


Pasukan zionis Israel pada 7 Oktober juga menahan lebih dari 1.055 anak sebagian besar di Tepi Barat. Eskalasi ini belum pernah terjadi sebelumnya terhadap anak-anak Palestina. Sudah lebih dari 350 orang masih ditahan di fasilitas zionis Israel.


Rapuhnya Kekuatan Umat Islam


Sesungguhnya penjajahan dan nestapa yang dialami penduduk Palestina menguatkan persoalan besar bahwa saat ini umat Islam begitu rapuh. Ketiadaan kekuatan besar yang mampu melindungi mereka sebagaimana zionis yang didukung oleh negara adidaya AS. Berbagai institusi internasional seperti PBB, Liga Arab, bahkan Organisasi Konferensi Islam (OKI) berdiam diri tidak mau menghentikan kebrutalan zionis Israel yang disokong AS dan sejumlah negara Eropa. 


Tunduknya para penguasa muslim mengamini genosida di Gaza. Mereka hanya berdiam diri seolah buta mata hati dan telinganya. Kekuasaan dan jabatan membuat mereka tidak sadar bahwa harganya jauh lebih murah dengan tumpahnya darah seorang mukmin. Sebagaimana dalam sebuah hadis riwayat An-Nasa'i dan Thirmidzi, Rasulullah saw. bersabda, "Sungguh, hilangnya dunia ini jauh lebih ringan bagi Allah Swt., dibandingkan dengan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak."


Kebrutalan dan Kecongkakan zionis Israel karena didukung oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa yang selalu memberi bantuan keuangan dan persenjataan yang terus mengalir. Tetek bengek narasi HAM (hak asasi manusia), aturan internasional, dan perlindungan hak anak, nyatanya hanya omong kosong. 


Faktanya lembaga-lembaga tersebut, tidak mampu menghentikan penderitaan anak-anak Palestina, apalagi mencegah penderitaan genosida yang dilakukan Zionis Israel laknatullah.


Semestinya, semua ini menyadarkan umat Islam bahwa aturan-aturan yang dilahirkan lembaga-lembaga internasional tidak ada yang bisa diharapkan untuk menolong warga Gaza. Itulah pentingnya wujud rasa cinta kepada sesama muslim yang telah Rasullullah saw. tegaskan di mana kesempurnaan iman seseorang akan terwujud, jika ada rasa kasih sayang kepada saudara seiman. 


Sesama muslim dengan muslim lainnya bukanlah individu yang terpisah, mereka laksana satu tubuh. Ibarat salah satu tubuh yang sakit, maka anggota tubuh lain juga merasakan sakitnya.


Umat Islam Butuh Perisai 


Palestina dan masa depannya ada pada tangan umat sendiri, yakni pada kepemimpinan politik Islam yang harus diperjuangkan seluruh umat Islam di manapun berada. Fakta ini telah menunjukkan bahwa umat Islam hari ini butuh kehadiran perisai yakni, Khilafah islamiah sebagai pelindung untuk menjamin pelayanan permasalahan umat.


Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya imam (khalifah) adalah perisai. Orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepada dirinya" (HR Imam Muslim). Imam atau pemimpin (khalifah) ibarat tameng, ia mencegah musuh untuk menyerang kaum muslim.


Dalam syarah An-Nawawi 'alaa Muslim, 12/541 menjelaskan, khalifah juga akan mencegah masyarakat untuk saling menyerang satu sama lain. Khalifah adalah yang dicintai, disegani oleh masyarakat, dan mereka pun takut terhadap kekuatannya.


Persoalan penderitaan Gaza dan negeri-negeri kaum muslim seperti Myanmar, Uyghur, dan lain-lain tidak akan bisa ditemukan solusinya secara tuntas tanpa kehadiran Khilafah Islam. Khilafah satu-satunya institusi pemerintahan yang dituntut oleh syariat Islam menyelesaikan persoalan-persoalan penderitaan Palestina.


Hanya Khilafahlah yang akan melindungi Gaza untuk mengusir penjajahan entitas zionis Israel dari seluruh tanah Palestina. Islam dalam sistem Khilafah yang menerapkan syariah Islam secara kafah (menyeluruh) akan membebaskan tanah Palestina dengan jihad fi sabilillah dan mengurus umat.


Khilafah terbukti berhasil menorehkan sejarah dengan tinta emas sebagai benteng pelindung yang aman bagi manusia untuk menjalankan kehidupan dunia dan akhiratnya. Khilafah memberikan support sistem terbaik bagi tumbuh kembang anak dengan jaminan dan perlindungan generasi dengan dasar pendidikan akidah Islam. Khilafah menjadikan anak-anak sebagai agen perubahan mencetak generasi cemerlang pembangun peradaban emas dari masa ke masa.


Setiap muslim wajib terlibat memperjuangkan kembalinya penegakan Khilafah agar mereka mempunyai hujjah kelak di hadapan Allah Swt., bahwa mereka tidak diam berpangku tangan melihat anak-anak Gaza dibantai oleh zionis Israel laknatullah.


Palestina membutuhkan solusi tuntas, tidak cukup hanya dengan fatwa saja, tetapi jihad fi sabilillah yang dikomandoi oleh khalifah dalam satu kepemimpinan seluruh umat Islam di dunia.


Wallahualam bissawab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan