Kapitalisme Gagal Melindungi Gizi Rakyat
OPINI
Negara dalam Islam menjamin terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan bagi rakyatnya.
Oleh Yuniyati
Aktivis Muslimah
Muslimahkaffahmedia.eu.org-Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan perwujudan dari visi Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Program ini merupakan visi Presiden dalam rangka mengatasi gizi buruk dan stunting. Nyatanya program ini tidak dapat menyelesaikan akar dari masalah yang sesungguhnya.
Pada awalnya program MBG adalah strategi yang diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan dan ketahanan pangan.
Dalam bidang ekonomi, program MBG diharapkan dapat mendorong keterlibatan UMKM, petani maupun nelayan dalam memenuhi pasokan bahan makanan. Sehingga ekonomi lokal menguat dan peluang usaha baru terbuka bagi para pelaku usaha.
Dalam bidang kesehatan, program MBG diharapkan dapat mengatasi stunting dan meningkatkan gizi terutama pada anak usia sekolah. Kemudian
diharapkan dapat memberikan efek baik di bidang pendidikan karena program ini dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga berdampak pula pada peningkatan kualitas pendidikan.
Dalam ketahanan pangan, program ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor. Karena dengan mengonsumsi produk-produk lokal, Indonesia dapat memperkuat ketahanan pangan negaranya
Alih-alih untuk tujuan semua itu, nyatanya program ini hanyalah isapan jempol belaka. Dalam mengurangi angka malnutrisi dan stunting yang menjadi masalah serius ternyata praktik di lapangan tidak sesuai yang diharapkan. Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi yang ditunjuk oleh pemerintah nyatanya tidak dapat memberikan pelayanan yang mengutamakan kesehatan dan keselamatan rakyat. Mereka gagal memberikan jaminan kesehatan bagi siswa dengan melanggar standar operasional yang ditetapkan oleh pemerintah. Akibatnya terjadi keracunan makanan. Sebanyak tiga puluh enam siswa SD, SMP dan guru sekolah Bosowa Bina Insani, Kelurahan Sukadamai, Tanah Sareal, Bogor dilarikan ke sejumlah rumah sakit karena diduga mengalami keracunan makanan. (tirto.id, 08/05/2025)
Program MBG ini sejatinya tidak menyelesaikan akar permasalahan yang sesungguhnya. Untuk memberikan gizi baik bagi rakyat, seharusnya pemerintah memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya dengan memberikan pekerjaan yang layak dan menciptakan lapangan kerja bagi orang tua. Sehingga mereka dapat mencukupi kebutuhan mereka termasuk memberikan makanan bergizi bagi keluarganya.
Dengan kondisi seperti saat ini, untuk mencegah stunting dan memberikan gizi baik tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena kondisi perekonomian rakyat sedang sulit. Keadaan masyarakat saat ini jauh dari kata sejahtera. Kemiskinan membuat mereka tidak dapat memenuhi gizi seimbang, bahkan untuk makan sehari-hari saja belum tentu mampu. Jadi program MBG ini tidak akan menyelesaikan permasalahan stunting maupun malnutrisi selama kemiskinan belum terselesaikan.
Dalam penerapan sistem ekonomi kapitalis dan sistem politik demokrasi, kemiskinan struktural merupakan masalah yang lazim terjadi, karena sistem ini berorientasi pada materi, sehingga sangat diskriminatif karena pro pemilik modal. Rakyat hanya dianggap beban dan faktor produksi. Rakyat hanya dijadikan sasaran empuk untuk dijadikan sapi perah bagi para pemilik modal.
Dalam sistem ekonomi kapitalis, pemerintah hanya berperan sebagai regulator untuk memenuhi kepentingan para pejabat. Banyak pejabat yang tak segan menggunakan dana penanganan kesehatan untuk perjalanan dinas. Akibatnya negara berlepas tangan terhadap kewajibannya dalam mewujudkan kesejahteraan dan keselamatan rakyatnya.
Berbeda dengan sistem Islam. Islam dengan berbagai mekanismenya menyiapkan generasi calon pemimpin umat yang berkualitas. Negara menyediakan berbagai kebijakan dalam menjamin kesejahteraan bagi rakyatnya termasuk pemenuhan gizi, sehingga mampu mencegah stunting dan malnutrisi.
Negara dalam Islam menjamin terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan bagi rakyatnya.
gara dalam Islam menjamin terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan bagi rakyatnya.
Khalifah sebagai penanggung jawab atas urusan rakyatnya melalui penerapan Islam kaffah memerintahkan setiap laki-laki untuk bekerja memenuhi kebutuhannya dan keluarganya.
Seperti sabda Rasulullah Saw. :
"Imam adalah raa'in (pengurus) dan bertanggung jawab atas rakyatnya" (HR. Al Bukhari)
Negara wajib pula menyediakan lapangan kerja untuk rakyatnya dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA). Sebab SDA merupakan kepemilikan umum yang pengelolaannya wajib dilakukan oleh negara bukan swasta. Negara akan membuka pabrik-pabrik dalam jumlah banyak sehingga dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang sangat besar.
Secara tidak langsung, negara menciptakan iklim usaha yang sehat dan kondusif, sistem administrasi dan birokrasi yang mudah, sederhana, cepat, tanpa pungutan.
Jika seseorang itu tetap tidak mampu, beban tersebut menjadi tanggung jawab ahli warisnya. Jika kerabatnya tidak ada atau tidak mampu, maka beban itu akan beralih ke Baitul mal yaitu kepada negara.
Negara menjamin kebutuhan dasar berupa pelayanan pendidikan, kesehatan dan keamanan secara mutlak bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Pendapatan keluarga dapat digunakan secara efektif untuk kebutuhan pokok rakyat termasuk pemenuhan kebutuhan nutrisi dan gizi keluarga.
Tidak ada jalan lain bagi penyelesaian persoalan stunting dan malnutrisi kecuali dengan penerapan syariat Islam, yang mampu mengembalikan kehidupan Islam sebagaimana yang pernah dibangun oleh Rasulullah Saw.
Wallahualam bissawab.
Komentar
Posting Komentar