Menggugah Dunia Islam untuk Palestina Merdeka
Kendati demikian, umat Islam harus bersatu membantu mereka, antara lain dengan mempersiapkan pasukan dan senjata. Sayangnya, hal ini sulit terwujud karena hampir semua negara Muslim menjalin hubungan baik dengan negara penjajah tersebut.
OPINI
Oleh: Rati Suharjo
Pegiat Literasi
Muslimahkaffahmedia.eu.org,Kondisi rakyat Palestina, khususnya di Gaza, semakin memprihatinkan. Di tengah perekonomian negeri-negeri muslim mengalami kelupuhan, Israel terus melancarkan serangan tanpa mengindahkan nilai kemanusiaan.
Penindasan Israel terhadap Gaza terus berlanjut, menelan banyak korban jiwa. Baru-baru ini, 55 warga Gaza tewas akibat serangan rudal Israel. Israel bahkan mengancam akan melakukan serangan yang lebih besar lagi jika sandera yang tersisa tidak segera dibebaskan. (detiknews.com, 25/4/2025)
Serangan ini tidak membedakan militan dan warga sipil. Semua menjadi sasaran, bahkan separuh korban meninggal adalah anak-anak dan perempuan.
Serangan berkepanjangan ini telah menyebabkan bebagai krisis. Di antaranya kemanusiaan dan kelaparan. Mayoritas dari mereka kehilangan sumber pendapatan. Sehingga, bantuan menjadi harapan dari mereka, bahkan untuk bertahan hidup, mereka terpaksa makan daging kura-kura. (cnnindonesia.com, 19/4/2025)
Sungguh ironis, melihat penderitaan akibat kelaparan ini, negara-negara Arab malah menyelenggarakan pesta besar-besaran. Hal ini menunjukkan ketidak peduliannya terhadap Gaza yang ditimpa kelaparan. Hadis Rasulullah saw. yang menyatakan umat Islam ibarat satu tubuh, jika ada salah satu tubuh yang sakit, maka tubuh yang lainpun ikut merasakannya. Mirisnya hadis ini
seakan hanya tinggal tulisan belaka.
Di sisi lain, penguasa-penguasa muslim belum mampu mengambil tindakan nyata, meskipun umat Islam menyerukan jihad sebagai solusi. Anehnya, kecaman hanya menjadi wujud protes mereka.
Padahal, sesuai hadis Rasulullah saw., umat Islam ibarat satu tubuh (HR. Bukhari dan Muslim). Jika salah satu bagian tubuh sakit, maka bagian lain ikut merasakannya. Sudah puluhan tahun rakyat Palestina menderita, ribuan hingga jutaan rakyat Palestina menjadi syahid dan terluka. Gedung dan infrastruktur penting, seperti rumah sakit, rata dengan tanah.
Meskipun ada bantuan logistik dan organisasi masyarakat yang membantu melawan Israel, kekuatan mereka masih terbatas. Senjata dan jumlah pasukan mereka tidak sebanding dengan kekuatan Israel.
Kendati demikian, umat Islam harus bersatu membantu mereka, antara lain dengan mempersiapkan pasukan dan senjata. Sayangnya, hal ini sulit terwujud karena hampir semua negara Muslim menjalin hubungan baik dengan negara penjajah tersebut. Mereka bahkan kesulitan memboikot produk-produk Israel.
Realita ini membuktikan bahwa negara-negara muslim membiarkan rakyat Gaza terjajah. Seperti kata Abdul Somad, "Tak perlu menjadi Muslim untuk peduli dengan Palestina, cukup menjadi manusia saja." Lebih miris lagi, iman seorang muslim tak diakui jika tidak peduli dengan Palestina, sekalipun rajin beribadah.
Rasulullah saw. menegaskan betapa berharganya nyawa seorang muslim. Beliau bersabda, “Kehancuran dunia lebih ringan di sisi Allah dibandingkan dengan pembunuhan seorang Muslim.” (HR. An-Nasa’i)
Realita di Gaza seolah tidak berarti apa-apa di mata dunia. Negeri-negeri yang seharusnya melindungi, justru bergandengan tangan denga Israel dan Amerika Serikat. Padahal dalam Islam, seorang mukmin sejati adalah mereka yang saling berkasih sayang dan peduli terhadap saudaranya.
Sebagaimana Allah Swt. berfirman, “Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya keras terhadap kaum kafir, tetapi berkasih sayang di antara mereka.” (TQS. Al-Fath [48]: [26])
Firman Allah ini seharusnya menyadarkan umat Islam dan penguasa muslim bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat atas kepedulian mereka terhadap Palestina.
Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan dari seorang penguasa yang memiliki kekuasaan untuk menggerakkan militernya, guna membantu dan membebaskan rakyat Gaza dari cengkeraman Israel.
Sayangnya, hampir semua negara muslim saat ini terjangkit nasionalisme, sehingga muncul pernyataan bahwa Palestina bukan urusan mereka. Jelas pernyataan tersebut muncul dari sistem yang rusak, di mana sistem demokrasi dan kerajaan menjauhkan para penguasa dari aturan Islam.
Sebagai umat Islam, umat Rasulullah saw. sudah selayaknya mengikuti metode kepemimpinan Rasulullah saw. Beliau menerapkan Islam dalam konstitusi Madinah.
Penerapan Islam akan melahirkan pemikiran dan metode kepemimpinan seperti Umar bin Khattab dan Salahuddin Al-Ayyubi, yang ketika menolong rakyat Palestina, menggerakkan militernya ke Gaza.
Sehingga Gaza di Palestina dikuasai kaum muslim hingga tahun 1948. Sosok seperti merekalah yang patut dicontoh oleh penguasa muslim dunia, yaitu dengan menggalang kekuatan militer untuk mengusir Israel dari Gaza. Wallahu alam bissawaab.
Komentar
Posting Komentar