Harganas: Keluarga Fondasi Pembangunan Bangsa
“Keluarga Fondasi Utama Pembangunan Bangsa” pada akhirnya hanya menjadi slogan penyemangat dalam seremonial acara-acara peringatan seperti Hari Keluarga ini.
OPINI
Oleh Ria Nurvika Ginting,SH,MH
Dosen-FH
Muslimahkaffahmedia.eu.org, OPINI -Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Deli Serdang, H. Timur Tumanggor, S.Sos, MAP pada saat upacara Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 tahun 2025 yang dilaksanakan di halaman Kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Deli Serdang bertepatan pada hari Senin, 30/6/25 membacakan sambutan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), Dr. Wihaji, S.Ag,M.Pd. Adapun isi sambutan tersebut bahwa pembangunan keluarga adalah investasi jangka panjang yang akan membawa dampak positif bagi bangsa. Keluarga yang tangguh akan membentuk negara yang kuat. Hal ini senada dengan tema yang diangkat yakni, “Dari Keluarga Untuk Indonesia Maju.” (medan.tribunnews.com, 2/7/2025)
Sekda juga menyampaikan pembangunan keluarga dianggap sangat penting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, sehingga dibutuhkan berbagai macam program dan kebijakan yang pro-keluarga. Kebijakan tersebut merupakan peningkatan dari sisi pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Namun, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, maka dibutuhkan peningkatan dan kerja sama multi pelaku yaitu pemerintah, masyarakat, dan stakeholder lainnya untuk mewujudkan keluarga yang kuat dan harmonis. Program-program ini membutuhkan dana, maka peningkatan anggaran untuk pembangunan keluarga juga sangat penting sehingga kerja sama dengan stakeholder lainnya dibutuhkan, agar pemerintah dapat meningkatkan efektivitas program-program pro-keluarga. (medan.tribunnews.com, 2/7/2025)
Peran Strategis Keluarga
Keluarga merupakan salah satu elemen penting bangsa yang perlu diperhatikan oleh suatu bangsa, jika ingin maju dan memiliki pengaruh. Selain itu, keluarga memiliki peran strategis dalam suatu bangsa. Keluarga adalah madrasah pertama dan utama bagi setiap anak-anak yang akan melanjutkan kepemimpinan suatu bangsa.
Tempat di mana anak-anak dikenalkan keimanan, pengembangan kecerdasan, penanaman nilai-nilai akhlak yang sangat dibutuhkan sebagai pemimpin tangguh bangsa di masa depan. Oleh karenanya, keluarga memiliki peran penting dan strategis mewujudkan pembangunan suatu bangsa.
Dari keluarga yang berkualitas dan tangguh akan membangun negara yang kuat, sehingga membentuk masyarakat bahkan bangsa yang kuat, mandiri, maju dan berpengaruh. Maka demi kemajuan suatu bangsa, ketahanan keluarga harus diwujudkan.
Namun, dengan sistem yang diterapkan saat ini, yakni sistem kapitalis-sekuler yang berdiri atas dasar pemisahan agama dari kehidupan dan materi menjadi standar kehidupan, maka wajar jika ketahanan keluarganya rapuh. Karena sistem ini mengarahkan keluarga kepada hidup yang serba bebas dan meninggalkan fungsi agama (Islam) sebagai pemecah berbagai persoalan hidup. Hal ini menyebabkan kehidupan keluarga jauh dari ketaatan, lemah dalam menghadapi persoalan dan jauh dari keharmonisan, sehingga mewujudkan generasi yang berkualitas merupakan sesuatu yang sulit dicapai.
Faktanya, dibandingkan keluarga yang harmonis dan berkualitas, justru saat ini lebih banyak keluarga yang semrawut. Kasus-kasus kriminal yang dilakukan oleh keluarga sendiri pun sering terdengar oleh kita. Bagaimana tingkat perceraian semakin tinggi, bahkan lebih banyak kasus gugat cerai. Para ayah kehilangan pekerjaan dan akhirnya ibu harus ikut bekerja membantu perekonomian keluarga, sehingga anak kehilangan peran dan teladan dari ayah dan ibu di rumah. Semua ini merupakan fakta yang terjadi di masyarakat.
“Keluarga Fondasi Utama Pembangunan Bangsa” pada akhirnya hanya menjadi slogan penyemangat dalam seremonial acara-acara peringatan seperti Hari Keluarga ini. Program-program yang dibuat pun hanya sebagai kebijakan populis. Kebijakan ini hanya terlihat baik dari luar namun kenyataannya tetap saja tidak menyentuh akar masalahnya.
Hal ini disebabkan kebijakan itu lahir dari sistem kapitalis-sekuler yang diterapkan saat ini. Banyaknya program yang ditetapkan, bahkan dapat menjadi celah korupsi kembali, karena ini merupakan program yang akan memerlukan anggaran yang banyak. Apalagi akan melibatkan stakeholder yang merupakan pemilik modal. Sungguh ketahanan keluarga hanya dapat terwujud dengan diterapkannya sistem yang sesuai dengan fitrah manusia yakni sistem Islam.
Islam dan Keluarga
Rasulullah saw. dan para sahabat telah memberikan teladan tentang bagaimana Islam ketika dijadikan sebagai sistem kehidupan, menjadikan setiap keluarga sebagai tonggak dalam membangun peradaban yang gemilang. Islam telah menetapkan setiap peran dan fungsi anggota keluarga, di mana ayah sebagai qowwam (pemimpin) yang wajib melindungi keluarga baik di dunia dan akhirat.
Seorang suami tidak hanya dibebani dengan tugas mencari nafkah, namun juga wajib menyediakan waktu untuk menuntut ilmu dan mendidik istri dan anak-anaknya. Begitu pula dengan peran istri sebagai pengatur urusan rumah dan madrasah anak-anaknya. Bila suami dan istri telah berada di perannya masing-masing, maka generasi yang dilahirkan Insya Allah siap menjadi generasi penerus yang mampu membangun sebuah peradaban yang gemilang.
Islam telah menetapkan negara sebagai penanggung jawab utama untuk kebaikan bangsa, masyarakat termasuk keluarga. Keluarga merupakan madrasah pertama dan utama bagi generasi yang kelak akan melanjutkan estafet kepemimpinan suatu negara.
Negara wajib hadir untuk menopang kesuksesan kepala keluarga dalam mewujudkan keluarga saleh dan muslih (memberikan kebaikan pada masyarakat dan negara). Mampunya seorang kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, pendidikan, moral dan akhlak anggota keluarganya dan fungsi lainnya membutuhkan dukungan peran negara dalam penyelenggaraan sistem ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Semuanya tentu saja harus diatur sesuai dengan syariat Islam, sehingga kepemimpinan yang bertanggung jawab dan amanah akan terwujud dengan adanya keluarga yang harmonis dan tangguh tersebut.
Agar hal tersebut dapat terwujud, maka Islam memberikan tugas pada negara untuk menyiapkan berbagai perangkat yang dibutuhkan. Mulai dengan menciptakan suasana masyarakat tempat generasi menimba pengalaman hidup dan menempa mentalnya. Menyediakan kurikulum yang memiliki target melahirkan calon orang tua yang saleh dan muslih, siap membina rumah tangga, pergaulan di tengah masyarakat yang sehat dan produktif, penerapan syariat di seluruh lini baik ekonomi, sosial, pendidikan dan politik.
Negara menjadi ra’in dan penanggung jawab penuh dalam melahirkan keluarga yang kuat, masyarakat yang baik serta umat terbaik. Semua ini hanya akan terwujud dengan adanya Daulah Khilafah Islamiyah, yang dipimpin seorang khalifah yang akan menerapkan syariah secara kaffah dan menjadi junnah bagi umat.
Wallahu'alam bissawab
Komentar
Posting Komentar