Pemuda Terbawa Arus Liberalisasi


 

Sungguh sangat memprihatinkan, pemuda hari ini sedang mengalami kebebasan pemikiran (liberation of mind). 

OPINI

Oleh Rika Ishvasa 

Penulis dan Aktivis Muslimah


Muslimahkaffahmedia.eu.org, OPINI-Pemuda merupakan elemen penting dalam masyarakat, sebab mereka memiliki peran vital untuk masa depan sebuah bangsa. Semangat dan kreativitas yang melimpah sehingga berpotensi membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan. Dibalik segudang potensi yang dimiliki pemuda, mereka juga memiliki tantangan tersendiri dan khususnya bagi negara. Lantas bagaimana jika potensi pemuda dimanfaatkan untuk sesuatu yang tidak sesuai dengan fitrahnya atau bertentangan dengan syariat-Nya?


Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kalimantan Selatan (Kalsel) menyelenggarakan kegiatan Seleksi Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) Se-Provinsi Kalimantan Selatan. Agenda ini diikuti oleh 37 orang peserta dan dilaksanakan di Banjarmasin. Pada tahun 2024 lalu, data pembangunan pemuda di daerah ini meningkat 54,67% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebagaimana biasanya, lima peserta terbaik akan mengikuti seleksi tingkat nasional, tentu apabila mereka lolos di tingkat provinsi. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempererat persahabatan antar pemuda Indonesia dengan pemuda dari negara tujuan. Negara yang dimaksud yaitu: Australia, Singapura, dan Jepang. Tujuan lain adalah untuk meningkatkan pemahaman antar masyarakat, khususnya generasi muda. (diskominfomc.kalselprov.go.id, Jumat. 23/05/25)


Apabila kita cermati, program ini terlihat seperti sebuah event yang bertujuan untuk meningkatkan bakat pemuda daerah, serta menjadi ajang mengeksplor potensi-potensi pemuda. Memang tidak dimungkiri, di balik semua itu ada sisi positifnya, yaitu bahwa para pemuda yang terpilih tersebut bisa ke luar negeri untuk belajar dan dapat menambah pengalaman (wawasan) mereka. Namun siapa yang bisa menjamin ketika mereka mengambil kesempatan tersebut tanpa dibekali akidah Islam, tsaqofah Islam, serta terikat dengan hukum syara, maka dikhawatirkan mereka akan tergerus arus liberalisasi.


Kebebasan (liberation) di negeri-negeri kapitalis amat sulit dihindari. Budaya asing yang berasal dari Barat telah masuk tanpa filter. Padahal seharusnya setiap individu, keluarga, masyarakat, dan negara memiliki filter yang baik. Dalam hal ini, filter terbaik tersebut adalah pemahaman dan penerapan syariat Islam. Tanpa adanya filter yang baik dan benar, budaya dan pemahaman asing tersebut dapat merusak pola pikir dan pola sikap para pemuda Muslim. Budaya luar tidak mencerminkan identitas kaum muslimin. Budaya asing dapat masuk ke negeri-negeri kaum Muslimin melalui berbagai tayangan atau film-film yang disuguhkan. Baik melalui media sosial seperti: tiktok, Instagram, twitter, youtube, atau media lainnya, yang semuanya itu dapat diakses dengan mudah oleh semua kalangan.


Dari segi fashion, para pemuda Muslim banyak yang meniru gaya berpakaian orang-orang barat. Mereka lupa bagaimana syariat Islam mengatur kaum muslimin dari segi berpakaian. Begitu pula dengan kosa kata yang digunakan saat berbicara, banyak yang tak lekang dengan kalimat-kalimat kasar dan kotor. 


Sungguh sangat memprihatinkan, pemuda hari ini sedang mengalami kebebasan pemikiran (liberation of mind). Menganggap semua agama benar, tidak ada kebenaran yang mutlak perihal agama dan bertuhan. Mereka bersikap acuh tak acuh dengan kondisi di sekitar lingkungan mereka. Semua dianggap boleh, asalkan mereka baik dan tidak merugikan orang lain. Kebebasan (liberalisasi) akan terus berlanjut jika kita hanya diam dan ikut tergerus arus liberalisasi tersebut. 


Para pemimpin seharusnya melindungi rakyatnya dari pemikiran-pemikiran yang membuat jauh dari syariat Islam. Namun hari ini di negeri yang mengagungkan kapitalis-demokrasi, aktifitas serta program-program yang mengarahkan rakyat ke arus liberalisasi justru makin didukung, bahkan di-fasilitasi. Pemimpin semestinya menjadi "junnah" (perisai) bagi rakyatnya, tidak hanya melindungi dari serangan fisik tetapi juga melindungi dari ancaman dan serangan pemikiran-pemikiran yang menjauhkan pemuda dari ajaran agama. 


Islam sangat memperhatikan ide-ide ataupun pemikiran yang dapat merusak pemahaman Islam. Bahkan bagi mereka yang fokus pada sejarah peradaban Islam (termasuk mereka para pemikir dari kalangan Barat) akan mengakui keagungan Islam pada zaman dahulu dan kontribusinya bagi dunia, khususnya dunia Barat. Meskipun banyak yang mereka tutup-tutupi, namun pengaruh Islam terhadap dunia Barat tetaplah nyata. Seperti Negeri Andalusia yang memiliki 20 perpustakaan umum yang cukup terkenal. Di antaranya perpustakaan Cordova, yang konon memiliki kurang lebih 400 ribu judul buku. Jumlah ini termasuk amat banyak pada zaman itu. (alwaie.net, Jum'at, 23/05/25).


Empat abad kemudian, perpustakaan Gereja Canterbury pada abad ke 14 memiliki 1800 judul buku. Jumlah itu belum seberapa, apalagi jika dibandingkan dengan Perpustakaan Darul Hikmah di Kairo yang terkenal itu, yang mengoleksi tidak kurang dua juta judul buku. Banyak ilmuwan Muslim yang lahir dari rahim Peradaban Islam yang gemilang. Dunia Islam tentu tidak asing dengan seorang Ilmuwan bernama Ibnu Sina, seorang pakar kedokteran dengan 267 karyanya di bidang kedokteran. Selain itu ada Ibnu Rusyd, seorang cendekiawan ahli filosof, dokter, dan pakar fiqih Islam. Beliau adalah ilmuwan yang mengenalkan pertama kali fungsi jaringan-jaringan mata dan kelopak mata. (alwaie.net, Jumat, 23/05/25).


Allah Swt berfirman dalam Q.S. Al -Kahf ayat 13:

"Kami menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang akan beriman kepada Tuhan mereka dan kami menambahkan petunjuk kepada mereka."


Dari ayat di atas kita bisa mengambil ibrah bahwa pemuda hendaklah beriman kepada Tuhannya, meskipun masyarakat beragama syirik dan lingkungan sekitar yang jauh dari agama. Akan tetapi sebagai pemuda muslim hendaknya tetap mempertahankan keimanannya dari pemikiran dan tindakan liberal (kebebasan) yang tidak di ridai oleh-Nya.


Peradaban Islam merupakan peradaban emas. Terbukti dari fakta sejarah Islam yang berbicara, meskipun banyak sejarah Islam yang ditutupi dari diri kaum muslimin. Sudah saatnya pemuda-pemudi kaum muslimin mempelajari sejarah Islam, senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Swt., serta menerapkan syariat Islam dalam kehidupan. Tujuannya agar terbebas dari arus liberalisasi hari ini yang kian nyata. Wallahualam bissawwab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oligarki Rudapaksa Ibu Pertiwi, Kok Bisa?

Rela Anak Dilecehkan, Bukti Matinya Naluri Keibuan

Kapitalis Sekuler Reduksi Kesabaran, Nyawa jadi Taruhan